Sabtu, 05 Maret 2011

"Aduh, handphone tadi di rumah kok nggak ada?" Atau perhiasan di rumah hilang entah kemana. Saat itu di rumah hanya ada dua orang dewasa. Sudah dicari tapi nggak ketemu. Bingung, tapi tidak ingin su'uzhon. apa yg harus dilakukan??
Sebagai muslim, mencari sesuatu yang hilang tidak apa. Dan ternyata ada doa yang bisa dilakukan oleh seseorang yang kehilangan sesuatu darinya. Telah diriwayatkan oleh Abi Syaibah di dalam Mushannif nya dan Ath-Thabrani dari hadits Ibnu Umar yang maknanya adalah barangsiapa yang kehilaangan sesuatu maka hendaklah dirinya berwudhu, shalat dua rakaat, tasyahhud lalu mengucapkan :

بِسمِ اللهِ يَا هَادِي الضَّلاَل وَرَادَّ الضَّالَّةِ اردُد عَلَيَّ ضَالَتِي بِعِزَّتِكَ وَسُلطَانِكَ فَإِنَّهَا مِن عَطَائِكَ وَفَضلِكَ"

Bismillah Yaa Hadii adh Dhalal wa Roodda adh Dhaalah Urdud ‘alayya Dhalatiy bi ‘Izzatika wa Sulthanika Fa Innaha min Athaaika wa Fadhlika 
Artinya:
(Dengan nama Allah, Wahai Yang Menunjuki yang tersesat dan Yang Mengembalikan yang hilang (maka) kembalikanlah kepadaku (sesuatu) yang hilang (dari) ku dengan keagungan-Mu dan kekuasaan-Mu. Sesungguhnya ia (sesuatu) itu adalah pemberian-Mu dan karunia-Mu).”
Al Hakim mengatakan bahwa para perawinya adalah orang-orang yang bisa dipercaya (mautsuq) dari orang-orang Madinah dan tak satu pun dari mereka cacat. (Markaz al Fatwa No. 6815)

Semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik ya..amiin.
Posted by happy On 3:47 PM No comments READ FULL POST

Jumat, 04 Maret 2011


Perfilman Indonesia memang sedang kacau. Banyak film-film kontroversial yang mengedepankan sisi komersial semata. Ditambah diboikotnya film Hollywood lantaran bea pajak yang naik. Semua serba memusingkan. Masyarakat negeri ini dipaksa puas nonton film “Horrok” alias Horor-Jorok yang seakan-akan hanya mengeksploitasi tubuh si wanita yang tidak merasa kalau sudah diekspoitasi. Penikmat dibuat kagum dengan kemolekan dan dibius melalui soundtrack yang menggairahkan.
Namun demikian masih lekat juga sentuhan dari Laskar Pelangi yang begitu menyentak dengan situasi pendidikan pribumi, yang sempat membuat penontonnya menitikkan air mata (termasuk saya..hikss). Sebuah film garapan sutradara kondang yang mampu meraih simpati dan semangat peserta didik di negeri ini. Prestasi ini juga dilanjutkan dengan prestasi gemilang film lainnya yang punya muatan pendidikan, cinta, dan agama. Mungkin tidak perlu saya sebutkan sepertinya pembaca sudah tahu beberapa diantaranya. Seiring dengan kesuksesannya, maka merambah dunia sinetron di layr kaca agar pemirsa selalu mengingat kesuksesan cerita film tersebut, meskipun kini juga menjadi ajang komersialisasi sebuah pendidikan atau dakwah didalamnya. Akan lebih baik jika semua mendapatkan masukan dan saran dari penikmatnya, sehingga unsure pendidikan dan dakwah yang disampaikan tidak hanya menjadi bahan tontonan yang dalam kehidupan nyata justru menjadi bahan tertawaan.
Beda cerita lagi kalau sudah di layar kaca, karena akan didominasi dengan wajah ganteng dan cantik aduhai khas tokoh baru. Bikin betah deh,.hehe. ditambah dengan acting mellow-mellow yang menaik-turunkan emosi. Tapi wacana yang begini ini yang membuat pemirsa tajam emosi di dunia nyata. Hampir karena rating yang begitu tinggi, sehingga cerita dibuat panjaang..layaknya kemidi putar yang nggak dapet-dapet ujungnya. Sekaligus memicu emosi penontonnya, melemahkan cara-cara cerdik yang seharusnya bisa dilakukan di dunia nyata, tapi menjadi teramat bodoh jika sudah masuk sinetron. Misalnya saja, adegan di culik, kalau ingin mencari tidak dengan handphone, kok malah Cuma lari dan teriak-teriak. Serba nggak masuk akal memang, bikin geregetan, tapi ya namanya juga bohongan, sudah di atur sama sutradaranya. Hahaha.
“Segalanya telah ku berikan,, tapi kau tak pernah ada pengertian….” Atau “Cukup sudah kau sakiti aku lagi..” hehehe. Pasti sudah tak asing lagi dari sinetron apa. Memiliki rting tinggi yang membuat cerita menjadi makin tidak berbobot, benar-benar lemah otak. Tapi selalu bisa memikat perasaan wanita yang memang cara berpikirnya mendahulukan perasaan. Biang inspirasi ranah percintaan, menjadi pembanding dalam kehidupan.
Dari sisi psikologis, cerita dan karakter pemain dalam sebuah sinetron merupakan cerminan dari kehidupan nyata. Namun, terkadang isi manipulasi dari kisahnya diambil untuk dilakukan dalam kehidupan nyata. Permainan uang yang selalu terjadi di pengadilan ketika ada sebuah kasus yang menjerat orang kaya, manipulasi barang bukti, ulah pengacara yang menggunakan berbagai cara memenangkan kliennya, perbedaan perlakuan bagi yang punya uang dan yang tak beruang, si kaya yang meremehkan si miskin, menunjukkan bahwa tingginya kesenjangan antara dua status ekonomi di negara ini amat kentara. Jadi ingat lagu Andai Aku Gayus Tambunan yang sempat populer beberapa waktu lalu, hehe. Selain itu pengulasan alur begitu berbeda jika dibandingkan dengan suguhan peran era 1990-1998. Di sana tokoh protagonis dominan dalam alurnya. Selalu ada amanat pula mengenai setiap episodnya. Akan tetapi, kemajuan zaman lebih mengarakan pada kekerasan dan budaya kebarat-baratan. Pada akhirnya hal itulah yang dijadikan dominan pada sebuah sinema.
Namun demikian, kemampuan kreativitas manusia saat ini begitu besar karena setiap tahun semakin banyak orang pandai yang menciptakan karya. Yang terpenting adalah penghargaaan sebuah karya yang mendidik dari buah pikiran anak bangsa, bukan sesuatu yang komersial dan kontroversial kehadirannya. Sehingga akan menumbuhkan rasa saling menghargai karya dalam kategori yang benar-benar bermutu dan kategori bersenang-senang. Sukses terus untuk daya pikir.
Posted by happy On 8:55 AM No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Labels

Blogger news

Categories