Memprihatinkan sekali memang apabila kita mendegar
kabar tentang pergaulan muda-mudi jaman sekarang. Dikatakan semakin modern,
iya, dengan adanya teknologi super canggih yang bisa menghubungkan informasi
dengan cepat. Meningkatnya rasa percaya diri terhadap lawan jenis,
tayangan-tayangan televisi yang mengumbar bebas pergaulan lawan jenis, semua
terlihat bebas dan tanpa batas. Namun, seiring hal itu, terjadi pula kemunduran
moral mental dan terkikisnya nilai ketimuran dari bangsa. Sehingga kita bisa melihat
banyak terjadi pelecehan seksual, hamil diluar nikah, aborsi, bahkan bunuh
diri.
Kehidupan masa muda yang begitu menarik, akan sangat
sayang jika dilewati dengan hal-hal yang merugikan. Dari ceramah Da'i sejuta
umat KH. Zainuddin M.Z., saya mencoba menginterpretasi isi kandungannya, yang
membahas mengenai bahaya seks bebas. Mari kita simak, mudah-mudahan memberi
wawasan untuk kita dan para remaja.
Penyebab keajahatan biasanya 3:
1. Kosong iman,
paling bahaya. Free sex, penyimpangan seksual bisa karena kosong iman, yaitu
memperturutkan hawa nafsu.
2. Kosong kantong;
tidak ada kegiatan.
3. Kosong perut
(lapar, miskin)
Jika ketiganya
kosong, maka tidak ada rem dalam kehidupan ini.
Perkawinan lebih
memelihara diri dan pandangan. Sesuatu yang didapatkan denganjalan halal,
menikmatinya dengan nikmat. Sebaliknya jika sesuatu didapat dengan jalan yang
tidak benar/ halal, maka menikmatinya akan resah, tidak tenang.
Akibat dari
pergaulan bebas, penyimpangan seksual, tinggal dan hidup berdua dengan lawan
jenis tanpa ikatan pernikahan, adalah:
1.
Hilangnya
ketentraman dalam hidup.
Mungkin orang lain tidak tahu, hansip tidak melihat, orang
tua bisa dibohongi. Tapi ketentraman, akan hilang terganti dengan was-was,
perasaan bersalah, apalagi jika yang hilang adalah hal yang sangat berharga;
keperawanan misalnya. Hidup akan menjadi gundah, awalnya memang tidak terasa,
semua indah dan tampak menjanjikan. Si gadis gelisah, si pria pun akan resah.
Sehingga hari-hari dilalui dengan banyak termenung, bingung, lidah mau bicara
kelu, diri mau keluarpun malu. Sudah berapa banyak anak-anak yang tidak tau
harus pada siapa dia memanggil ayah karena tidak tau siapa ayahnya, mungkin
akan merendahkan sendiri harga diri pada manusia (pelaku).
2.
Terjangkitnya
penyakit kelamin.
Alat kontrasepsi jika disalahgunakan akan menimbulkan
bahaya, infeksi, penyakit, dsb. Atau mungkin karena sering melakukan seks
bebas/ orgasme/ ejakulasi sebelum pernikahan, akibatnya kelamin menjadi rusak,
sehingga mengganggu keharmonisan rumah tangga jika sudah menikah kelak.
3.
Mengganggu
kelangsungan keturunan
Alangkah kejamnya jika perbuatan dosa yang dilakukan oleh
orang tua, menghasilkan anak, diwariskan kepada anak yang tidak berdosa, dan
mereka harus menanggung
4.
Memperturutkan
hawa nafsu
Jika sudah melakukan hubungan seksual maka akan ketagihan.
Ibarat bayi yang lebih dari 2 tahun tidak disapih maka ia bisa akan kecanduan
menyusu ibunya. Memperturutkan hawa nafsu dengan mengorbankan ekonomi, minimal
ekonomi pribadi, keluarga.
5.
Membawa kehancuran
karir
Dari jaman dulu, sudah banyak cerita bahwa pemimpin besar
yang kuat takluk karena wanita. Maka janganlah mengorbankan diri sendiri,
karir, keluarga, hanya karena terjatuh dan kecanduan pada perilaku seks bebas.
Apabila sudah terlanjur, maka tidak ada kata terlambat untuk menarik diri,
sehingga bisa memulai lembaran baru yang lebih baik.
Penyimpangan umum
seks bebas:
1. Masturbasi/onani —
zina tangan, meskipun dosanya tidak sama dengan zina sesungguhnya, tapi ini
tetap saja dosa, apalagi anggota tubuh lain juga men
2. Menyalurkan insting
seksual dengan makhluk sejenisnya – lesbian/homoseksual
3. Eksibisionis –
merasakan kepuasan setelah memamerkan tubuh/ anggota vital kepada orang lain.
Jangankan memamerkan/memperlihatkan, melihat saja sudah termasuk perbuatan
tidak baik.
4. Masosisme / sadisme
– memperoleh kepuasan dalam melakukan hubungan seksual dengan melakukan
kekerasan
5. Paedofilia –
melakukan hubungan seksual dengan anak dibawah umur. Ini bisa disebut bapak
moyangnya dosa. Karena selain zina sudah dosa besar, dilakukan dengan anak, bahkan
mungkin anak kandung, sungguh perbuatan keji.
Pengendali
Tubuh ini ibarat
kerajaan, dan yang merajainya adalah segumpal daging yang disebut hati, apabila
hati baik, maka baik pulalalh segalanya, mata akan melihat yangbaik, mulut akan
berkata yang baik, kaki akan berjalan ke tempat yang baik, dst. Untuk ingin
berubah menjadi baik, maka penentunya adalah hati. Berbicara tentang hati, maka
hubungannya dengan niat, niat kaitan erat dengan iman. Maka pengendali dari
tindakan tercela dan keji adalah iman.
Hati—niat—iman(pengendali)